Dahulu kala ada sebuah gunung di
tengah – tengah pulau Seram , namanya gunung NUNUSAKU. Di atas gunung itu tanahnya sangat datar dan ada sebuah
danau , airnya seperti air di lautan biru . Lalu muncullah satu tanusang
(semacam daratan kecil di tengah laut ). Sesudah tanusang itu muncul , timbulah
lagi satu pohon pinang di tengah-tengah tanusang tersebut , pohon pinang itu
berbuah sangat banyak , dan buah-buah pinang itu satu-demi satu mulai
berguguran hingga tinggal satu buah pinang saja yang tersisa.Namun buah pinang
ini tak pernah gugur hingga buahnya sudah berwarna kuning . Dan di danau itu
ada seorang yang menjaga tempat itu , karena rasa penasaran penjaga danau
itupun memanjat pohon pinang itu untuk mengambil buah pinang tersebut . Setelah
di ambilnya buah pinang tersebut , maka di belahlah pinang itu . Namun pada
waktu di belah , ada suara yang keluar dari dalam buah pinang itu “ jangan membelah
terlalu kuat , beta ada di dalam sini “ namun penjaga itu tidak
menghiraukan suara tersebut , tetapi suara itu terus keluar dari dalam buah
pinang tersebut . Untuk ketiga kalinya , dengan rasa penasaran , si penjaga itu
mulai membelah buah pinang itu secara perlahan-lahan , dan sungguh mustahil ,
dari dalam pinang itu keluar satu perempuan !!!
Menurut buku tembaga , pada
zaman itu manusia tumbuh besar sangat cepat , dan setelah perempuan itu dewasa
, maka mereka pun menikah . Dari pernikahan itu mereka di karuniai tujuh orang
anak , di antaranya 1 perempuan dan 6 laki-laki .
Setelah
anak-anak itu tumbuh dewasa , saudara perempuan mereka ingin memakan daging
rusa lalu mereka pun mengambil anjing dan tumbak untuk berburu . Dari hasil
berburu , mereka mendapat seekor rusa , dan malamnya merekapun membuat meja
keluarga untuk makan .Sementara mereka duduk untuk makan , Orang tua mereka
mengambil kepala rusa dan meletakannya tepat di depan saudara perempuan mereka .
Melihat hal itu timbul rasa iri hati di antara ke enam saudara lelaki tersebut
. Lalu kelima saudara yang lain melihat kearah kakak mereka yang paling tua ,
begitu juga sebaliknya , lalu berkatalah kakak kepada kelima saudaranya “katong semua berdiri ,
mama dan papa lebih sayang adik perempuan daripada katong”. Lalu kakak yang palinng tua menyuruh
kelima adiknya untuk memotong bambu , rotan dan kayu gupasa . Setelah rotan dan bambu di jemur hingga kering , maka merekapun
membuat rakit . Setelah rakit selesai di buat , merekapun duduk mawe(mencari
tahu)air yang akan turun ke laut lewat arah mana , ternyata air yang akan turun
lewat arah selatan .
Di permukaan gunung yang
mengarah kearah selatan ada sebuah batu besar , lalu kakak menyuruh
adik-adiknya mengambil pahat dan memahat batu itu . karena kerasnya batu itu
sehingga tangan mereka mengeluarkan darah . Lalu kakak menyuruh mereka menaruh
pahat dan kakak menendang(TALA) batu itu , batu itu pecah airpun keluar sangat
keras mengalir kearah selatan . Mereka me-mawe air , setela air sampe di tepi laut
merekapun pamit kepada orangtua dan saudara perempuan mereka “ mama , papa , adik
selamat tinggal “ lalu merekapun menggunakan rakit itu untuk turun
ke laut melalui air yang tadi keluar dari batu itu .
Setelah sampai di tepi pantai ,
salah satu dari mereka terjatuh dari rakit sehinga mereka me-namai dia “TUALENA (artinya tua pindah
dan berjalan kaki )marga ini sekarang berkediaman di negeri Tihulale. Merekapun terus berlayar dan salah satu dari
merekapun terjatuh lagi dari rakit sehingga di-namai “NAHUMURY.Setelah
Nahumury terjatuh seorangpun terjatuh
lagi , namanya “NANLOHY (namanya
sesuai dengan rakit yang mereka gunakan LOHY . Marga ini sekarang berkediaman
di negeri PORTO ). Setelah itu seorang lagi terjatuh dan
di namai “AIPASA (Namanya
mengikuti kayu gupasa yang di gunakan untuk pegalas gosepa . Ai artinya kayu ,
pasa artinya gupasa . Marga ini sekarang berkediaman di negeri TUHAHA ).Tinggallah kakak yang tertua dengan
salah satu adiknya . mereka terus berlayar mengikuti pesisir pantai pulau Seram
, dalam perjalanan mereka bertemu seorang nenek yang sedang duduk menyendiri di
bawah pohon . Merekapun turun dari rakit untuk menemui nenek itu . setelah
menghampiri nenek itu , mereka mulai bertanya kepada nenek “ nenek
tingal di mana ? nenek menjawab beta tinggal di sini , terus dong dua tanya
lagi lalu nenek punya negeri nama apa , nenek jawab beta seng ada negeri , beta
tinggal di sini saja . terus dong dua bilang par nenek , karena nenek seng ada
negeri , katong kasi nama nenek pung tempat tinggal ini par RUMA’AI artinya
rumah di bawah kayu ( sekarang menjadi RUMAHKAY ).Mereka kembali berlayar hingga fajar
tiba , mereka sampai di suatu negeri namanya KAMARIANG
. Karena tidak adanya tiang layar untuk melanjutkan perjalanan , mereka
menyuruh seorang dari negeri itu untuk membantu mereka katanya “ kalo
katong suruh ale , ale bisa ikut katong parentah kaseng , terus dia jawab mau
kamana ?lalu dong dua bilang , ale bisa pigi ambil jaga pinang di tanusang
NUNUSAKU kaseng ?lalu dia bilang beta mau pigi deng apa , trus dong dua bilang
ale pigi dengan rakit ini , ale gala toma air TALA ka’atas !!! setelah dia
balik dong dua mawe jaga pinang itu , apa betul dari tanusang NUNUSAKU kaseng ,
ternyata betul . lalu dong dua bilang par dia “karena ale su bantu katong dua ,
jadi katong kasi nama ale TOMATALA ( artinya toma air Tala ). Dari kamariang , mereka berdua melanjutkan berlayar hingga hari
sudah mulai siang , dan dari kejauhan terlihat sebuah pulau , lalu kata si adik
kepada kakak : “ kakak ada pulu ( pulau ) satu sana
itu ! trus kakak bilang , Ose pigi parentah disana . lalu adik bilang beta mau
pigi kasana deng apa ? kakak bilang ,“TITA ATAS AIR ( artinya berjalan di atas
air . sekarang menjadi negeri “TITAWAAI” di pulau NUSALAUT ) . Sedangkan kakak yang tertua berlayar hingga tiba di negeri “PELAUW” .
Setelah
Kakak yang tertua tiba di Negeri PELAUW
, terjadi perang Alaka . Maka kakak yang tertua pun meminta bantuan dari si
adik yang di negeri TITAWAAI
, namun setelah tiba di sana Perang Alaka tersebut sudah
Aman . Karena masih dalam keadaan Memanas , mereka memutuskan untuk pergi
berperang di tanah Papua ( menurut catatan buku tembaga ) . Sesampainya di sana
, perang tengah memanas , anak panah memenuhi langit papua , membuat mereka
tidak bisa merepat ke medan perang. Maka salah satu Kapitan dari Titawaai mulai
membelah buah kelapa , dari dalam kelapa tersebut keluar Lebah ( bahasa
sehari-hari di Ambon adalah Niri )memenuhi medan perang tersebut dan membunuh
semua musuh di situ dan perang itupun aman . Karena jasa mereka dalam perang
itu sebagai hadiah mereka di berikan 2 buah tempayang ( tampayang ) 1 berada di
Baileo(rumah adat Maluku )PELAUW dan satunya berada di Baileo TITAWAAI .Sampai di situ
sejarah tentang dua negeri bersaudara inipun TAMAT .
Sumber
cerita : Koni Ruhupatty 2015 . Lesinusa Amalatu ( Negeri Titawaai )
Di
kutip dari : buku tembaga yang berada di negeri gandong PELAUW – Matasiri
*NB
:
- Untuk teman2 , saudara/I perlu untuk katong ketahui , tampayang gandong itu sekarang masih ada , namun sudah di pindahkan ke depan rumah bpk Abso wattimury . rumah yang berhadapan dengan baileo Titawaai !!!
- Dari sejarah inilah , yang sekarang kita kenal dengan sebutan 3 batang air di pulau seram . salah satunya adalah Air TALA . yang artinya Tendang
- Tentang saudara perempuan , dari sumber cerita dan buku tembaga tidak mengatakan keberadaannya . namun menurut cerita yang beta sempat tanya katanya , dia menikah di BUTON .
Akhir
dari artikel ini , beta mau kasi satu pantun par katong orang Titawaai dengan
Gandong Dari Pelauw
“ Dari Naku turun ke Ambon , Rokok Ardath di dalam Saku”
“ jangan coba main gila deng gandong , hukuman adat pasti
berlaku “